PEMBERDAYAAN IBU
MENYUSUI DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI SUWAWA TENGAH
1.
PENDAHULUAN
Imunisasi
merupakan reaksi antara antigen dan antibody, yang dalam ilmu imunologi
merupakan kuman atau racun (toxin disebut sebagai antigen). Secara khusus
antigen merupakan bagian dari protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen
untuk pertama kalinya masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya
tubuh akan membentuk zat anti terhadap racun kuman yang disebut dengan
antibody.
Imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin
kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu. Sedangkan yang di maksud dengan vaksin adalah bahan yang di pakai
untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
suntikan (misalnya vaksin BCG,DPT,dan campak) dan mulut (misalnya vaksin
polio).
Imunisasi
bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak. Caranya adalah dengan
pemberian vaksin. Vaksin ini berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemakan/dimatikan
sehingga tidak berbahaya lagi bagi kelangsungan hidup manusia.
Pemberian
imunisasi diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingka dapat angka morbiditas
dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang akan di
cegah dengan imunisasi.
Pembuatan
vaksin bisa berasal dari bibit penyakit hidup yang dilemakan (misalnya virus
campak dari vaksin campak, virus polio dari vaksin polio, bakteri calmette
guerin dalam vaksin BCG), ada juga yang dibuat dari toksin (racun) yang
dihasilkan oleh bakteri yang kemudian dirubah menjadi toxoid sehingga tidak
berbahaya bagi manusia (missal, tetanus toxoid dalam vaksin TT, difteri toxoid
dalam vaksin DPT atau DT).
a.
Analisis
Demografi
Pada aspek demografis, pada tahun 2011 Desa Tapadaa
memiliki penduduk sejumlah 410 jiwa. Hal ini dikarenakan Desa Tapadaa merupakan
pemekaran dari Desa Lompotoo pada Tahun 2007.
Berikut ini adalah data sekunder tentang distribusi
penduduk desa Tapadaa menurut kelompok
umur dan jenis kelamin yang berasal dari register desa Tapadaa tahun 2011.
Tabel 2.1 : Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Desa Tapadaa, Kecamatan Suwawa Tengah
Kelompok Umur
|
Jenis Kelamin
|
|
Laki - Laki
|
Perempuan
|
|
<1 Tahun
|
5
|
5
|
1-4 Tahun
|
22
|
18
|
5-9 Tahun
|
19
|
15
|
10-15 Tahun
|
47
|
24
|
>15 Tahun
|
34
|
35
|
25-45 Tahun
|
59
|
56
|
>45 Tahun
|
38
|
33
|
JUMLAH
|
224
|
18
|
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011
Sumber : Data Sekunder Desa Tapadaa, 2011
a)
Status Kesehatan
Berdasarkan pendataan oleh Mahasiswa PBL 1 jurusan kesehatan
masyarakat Universitas Negeri Gorontalo di desa Tapadaa Kecamatan Suwawa
Tengah, Kabupaten Bone Bolango yang dilakukan mulai tanggal 12-26 Juli 2011 ditemukan
beberapa faktor–faktor penting yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat,
seperti status lingkungan sekitar desa, perilaku dari masyarakat desa yang
berkaitan dengan kesehatan, serta faktor pelayanan kesehatan.
v Lingkungan
Berdasarkan hasil survey dan
pendataan yang dilakukan, bahwa pada dasarnya keadaan lingkungan desa Tapadaa
dapat dikatakan masih kurang baik, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni :
a. Warga masyarakat pada umumnya membuang air
besar di sungai.
b. Masih minimnya keberadaan tempat pembuangan
sampah (TPS) baik itu yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh warga desa
itu sendiri.
c. Saluran pembuangan limbah dari warga masyarakat
setempat pada umumnya hanya di alirkan disekitar rumah atau got.
Berdasarkan penjelasan beberapa hal di atas menyangkut keadaan
lingkungan sekitar desa Tapadaa, menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat sangatlah minim hal ini selain
dikarenakan oleh pengaruh perilaku kesehatan dari para masyarakat dipengaruhi
pula oleh tidak tersedianya sarana kesehatan yang diperlukan oleh warga
masyarakat desa.
v Perilaku
Pada dasarnya perilaku manusia merupakan
aktivitas ataupun kegiatan yang dilakukan oleh individu itu sendiri. Oleh
karenanya perilaku manusia itu memiliki pengertian dan maksud yang sangat luas.
Untuk mengetahui status kesehatan
baik individu maupun sekelompok warga masyarakat, olehnya itu diperlukan campur
tangan dari pemerintah dan juga upaya-upaya yang dilakukan oleh para tenaga
kesehatan dalam merubah perilaku warga masyarakat itu sendiri, karena tanpa
disadari bahwa perilaku warga masyarakat itu sendiri dapat mempengaruhi status kesehatan para warga yang
ada di Desa Tapadaa tersebut.
Perilaku tersebut dapat dibedakan menjadi perilaku positif
masyarakat Desa dan perilaku negatif dari masyarakat desa tersebut, dibawah ini
akan dijelakan secara singkat tentang perilaku positif dan negatif yang kami
simpulkan berdasarkan survey dan pendataan yang kami lakukan.
ü Perilaku positif (Possitive Behaviour)
Dari hasil survey dan pendataan yang kami lakukan, di temukan bahwa
sebahagian besar penduduk desa Tapadaa sadar akan pencarian pengobatan dan
pelayanan kesehatan yang layak, hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari
sebagian besar warga masyarakat bahwa disaat mereka sakit mereka lebih memilih
pergi ke Puskesmas maupun Poskesdes setempat untuk mendapatkan perawatan serta
pelayanan yang layak sekalipun jarak ataupun akses jalannya belum sepenuhnya
dapat dijangkau, hal ini menunjukkan bahwa 78,43 % warga masyarakat desa Tapadaa sadar akan
pentingnya pencarian pengobatan serta pelayanan kesehatan yang layak. Untuk
kebanyakan pasangan usia subur (PUS) yang ada di Desa Tapadaa menunjukkan 81,91 % telah mengikuti Program keluarga berencana (KB)
baik diperoleh dari Puskesmas maupun dari Poskesdes setempat , selain itu
perilaku positif dari para warga masyarakat yang ada di desa Tapadaa adalah sadar tentang pentingnya imunisasi bagi
balita mereka yakni berkisar sekitar 76,74.% Balita yang ada di Desa Tapadaa lengkap
imunisasinya dan 100% warga
masyarakat memasak air minum sebelum diminum
ü Perilaku Negatif (Negative Behaviour)
Selain perilaku – perilaku positif seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya, dari hasil survey dan pendataan di temukan juga
perilaku yang tidak sesuai dengan PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat),
seperti yang akan dipaparkan di bawah ini.
v Sarana Kesehatan (Pelayanan Kesehatan)
Hal yang berkaitan dengan
sistem pelayanan kesehatan yang ada di desa Tapadaa trersebut adalah mengenai
tersedia atau tidaknya sarana – sarana yang menunjang kehidupan yang layak,
khususnya yang berkaitan langsung dengan kesehatan itu sendiri. Di desa tapadaa
telah tersedia Poskesdes yang di koordinir langsung oleh tenaga kesehatan
terkait. Setelah di tinjau secara seksama dan teliti para ibu hamil dan balita
memang memanfaatkan sepenuhnya sarana kesehatan yang terkait, namun untuk
sarana yang menunjang terkait dengan kesehatan lingkungan masih sangat minim
atau bahkan dapat dikatakan tidak tersedia secara menyeluruh. Seperti
jambanisasi serta tempat pembuangan sampah (TPS) dan saluran pembuangan air
limbah (SPAL).
v Genetika
Sesuai survey dan pendataan
yang kami lakukan belum ada dan tidak terdapat indikasi penyakit yang berkaitan
dengan faktor keturunan sehingganya keluhan – keluhan warga masyarakat desa
Tapadaa pada umumnya adalah karena kelelahan setelah bekerja sekian lama
sebagai petani dan wiraswasta.
b.
Analisis
Sosial Budaya
Faktor sosial budaya
merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan, seperti
adat-istiadat (kebiasaan), kepercayaan, agama, tradisi dll. Seluruh warga desa Tapadaa beragama Islam, sehingganya semua aktivitas dan
kegiatan yang ada di desa Tapadaa diwarnai dengan nuansa-nuansa keislaman.
Untuk mata pencaharian sebahagian besar sebagai petani, dan sebahagian kecil
adalah tukang, wiraswasta,dll
Untuk ketersediaan sarana
pendidikan di desa Tapadaa sudah bisa dikatakan agak baik karena terdapat Sekolah dasar dengan lima kelas ( kelas I,
II, III, IV dan V) yang terletak di dusun, namun warga masyarakat kebanyakan
tidak tamat SMP ataupun hanya bersekolah sampai tamat SD, hal tersebut
dipengaruhi oleh Ekonomi serta kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah
nilai pendidikan itu masih minim.
Untuk bidang kesehatan, warga
masyarakat sangat sadar dan peduli terhadap pencarian obat dan pelayanan
kesehatan yang layak, pada saat sakit para warga cenderung mengkonsumsi
obat-obatan yang modern dibandingkan dengan obat tradisional, para ibu hamil
dan balita pun sadar akan pentingnya posyandu dan imunisasi.
c.
Analisis
Geografis
Secara administratif Desa Tapadaa terletak di
Wilayah Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dan memiliki
batas-batas administrasi sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan hutan negara
BOGANI.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Lompotoo/Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah.
c.
Sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Dumbaya Bulan Kecamatan Suwawa Timur.
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lombongo
Kecamatan Suwawa Tengah.
Desa Tapadaa memiliki Luas Wilayah ± 500 ha/m2 terbagi dalam 3 Dusun
yaitu Dusun I, Dusun II, dan Dusun III. Berdasarkan informasi yang kami peroleh nama Kepala Desa Tapadaa
adalah Kone Iyaku dan nama Sekretaris desa Tapadaa adalah Fatmawati Radjak.
2.
MASALAH
Menurut
data yang didapatkan bahwa untuk cakupan imunisasi di Kecamatan Suwawa Tengah
khususnya di Desa Tapa Daa sudah baik, hal itu terlihat dari 43 balita yang
terdapat di Desa Tapa daa hanya 1 balita yang tidak mendapatkan imunisasi.
Namun masalah yang ditemukan di Desa tersebut mengenai imunisasi adalah masih
kurangnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat dari imunisasi terhadap
kesehatan anak. Umumnya para ibu belum mengerti manfaat dari vaksin yang setiap
bulan diberikan pada anak mereka.
Manurut
hasil wawancara dengan salah satu kader posyandu bahwa yang menyebabkan para
ibu mau membawa anaknya untuk di imunisasi karena mereka takut akan dikenakan
semacam denda sebesar Rp. 50.000, bukan karena atas kesadaran mereka sendiri.
Hal yang dikhawatirkan dari kenyataan tersebut adalah para ibu akan
menyepelehkan imunisasi anaknya apalagi jika para ibu merasa mampu membayar
denda jika sewaktu-waktu mereka tidak sempat ataupun malas membawa anaknya untuk
di imunisasi. Ini lah yang menjadi faktor utama mengapa kami memilih desa
Tapadaa, di samping itu desa Tapadaa juga termasuk daerah terpencil yang berada
di kecamatan Suwawa Tengah.
3.
TUJUAN
Tujuan
pemberdayaan masyarakat mengenai imunisasi di Desa Tapa Daa adalah untuk
menambah pengetahuan para ibu mengenai imunisasi mulai dari jenis-jenis
imunisasi, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pentingnya
imunisasi bagi balita sehingga kedepannya motivasi para ibu membawa anak mereka
untuk di imunisasi bukan lagi karena takut di denda melainkan dari kesadaran
para ibu tentang pentingnya imunisasi.
4.
RENCANA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat ini kami menggunakan pendekatan Direktif, dimana kami
sebagai pemberi pemberdayaan bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan
dan sumber daya yang dibutuhkan untuk keperluan pemberdayaan datang dari kami
sendiri.
Pendekatan Direktif
kami pilih karena cocok dengan keadaan masyarakat di Desa Tapadaa dalam hal ini
para ibu yang mempunyai anak balita maupun tengah mengandung yang masih belum
faham betul mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi.
Tahapan rencana dalam
melakukan pemberdayaan ibu menyusui dalam pemberian imunisasi dasar di Desa
Tapadaa adalah sebagai berikut:
a.
Pengenalan
masyarakat di Desa Tapadaa agar program yang akan dilaksanakan dapat berjalan
lancar dan mudah diterima oleh masyarakat.
b.
Pengenalan/identifikasi
masalah mengenai imunisasi di Kecamatan Suwawa Tengah khususnya di Desa
Tapadaa.
c.
Mencari
solusi yang paling mungkin untuk pemecahan masalah yang sudah ditemukan di Desa
Tapadaa.
d.
Melaksanakan
program yang dipilih sebagai pemecahan masalah mengenai imunisasi di Desa
Tapadaa.
e.
Evaluasi
program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan 2 cara:
·
Evaluasi
selama program berlangsung (monitoring), bertujuan untuk melihat dan
mengontrol pelaksanaan program serta dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan
kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang
disusun sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai. Dalam
program pemberian penyuluhan tentang
manfaat dan pentingnya imunisasi kepada anak-anak balita, monitoring
dilakukan 1 kali setiap minngu selama dua minggu Karena program ini kami
lakukan seminggu sekali.
·
Evaluasi
setelah program berlangsung
Evaluasi
dalam program penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya imunisasi pada
anak-anak balita ini akan dilakukan secara periodik yaitu berupa evaluasi
bulanan dan triwulan. Dengan evaluasi triwulan ini
kita bisa mengambil keputusan sementara apakah program imunisasi ini bermanfaat
bagi masyarakat atau tidak.
5.
PELAKSANAAN
a.
Tahap pengenalan masyarakat
Pengenalan
masyarakat dilakukan dengan bersilaturahmi pada kepala Desa Tapadaa sambil
memberitahukan rencana pemberdayaan masyarakat dan mengunjungi beberapa rumah
penduduk di desa tersebut.
b.
Tahap Pengenalan Masalah
Dilakukan
dengan mewawancarai kader posyandu di Desa Tapadaa mengenai kondisi imunisasi
di desa tersebut. Selain itu data mengenai jumlah balita dan cakupan imunisasi
didapatkan dari data sekunder yang kebetulan sudah diperoleh sebelumnya melalui
kegiatan PBL I.
Masalah yang ditemukan di Desa Tapadaa
mengenai imunisasi adalah masih kurangnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat
dari imunisasi terhadap kesehatan anak.
c.
Tahap
pemecahan masalah
Dilakukan dengan
menganalisis data yang sudah didapatkan dari hasil wawancara maupun data
sekunder. Dari hasil analisis didapatkan yang menjadi masalah mengenai
imunisasi di Desa Tapadaa adalah masih
kurangnya pengetahuan ibu mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi meskipun
cakupan imunisasi di Desa tapadaa sudah tinggi seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa
pertimbangan kami memutuskan alternative pemecahan yang paling mungkin untuk mengatasi
masalah tersebut dengan melakukan penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya
imunisasi bagi balita. Khusus di desa Tapadaa yang mana desa ini
merupakan desa yang terpencil sehingga hal itu lah yang menjadi salah satu faktor
petugas kesehatan enggan untuk melakukan penyuluhan secara aktif dan baik di
desa tersebut. Untuk melakukan pemberdayaan tentang imunisasi agar masyarakat
dapat mengetahui manfaat dan pentingnya pemberian imunisasi maka perencanaan
dari kami yaitu membuat suatu kelompok kecil dari masyarakat itu sendiri dengan
beranggota 5 orang dan 1 ketua, jadi dari kelompok ini kami akan memberikan
pengarahan atau penyuluhan khusus dalam pemberian imunisasi selanjutnya kader –
kader yang kami bentuk ini akan memberikan informasi selanjutnya kepada ibu –
ibu hamil dan menyusui.
Manfaat
diadakan kelompok ini yaitu : Pertama,
bagi masyarakat yang menjadi anggota, mereka akan sadar bahwa mereka bisa dan
mampu dalam mengikuti program dan menyampaikan kepada masyarakat lainnya
tentang informasi yang mereka ketahui. Kedua, biasanya masyarakat lainnya punya
rasa acuh tak acuh terhadap apa yang di katakan petugas kesehatan apalagi
masyarakat terpencil, jadi dengan membuat kelompok kecil yang anggotanya dari
masyarakat itu sendiri maka dengan mudah informasi tersebut di terima oleh
masyarkat lainnya karena biasanya penyampaian di buktikan oleh anggota kelompok
yang telah memberikan imunisasi kepada anaknya.
d.
Tahap penyadaran masyarakat
Dalam
rangka upaya penyadaran masyarakat dilakukan dengan:
·
Memberi penyuluhan mengenai manfaat dan
pentingnya imunisasi pada
ibu-ibu yang tergabung di dalam kelompok.
·
Suasana penyuluhan dibuat santai
sehingga para ibu tidak merasa canggung untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami.
·
Memutarkan media seperti video
pentingnya imunisasi dan membagikan pamflet yang dirancang dengan menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami oleh ibu-ibu di Desa Tapadaa.
6.
EVALUASI
PROGRAM
Evaluasi
dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
a.
Evaluasi
selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif = monitoring).
Selama kegiatan penyuluhan berlangsung para ibu yang
tergabung di dalam kelompok menunjukkan reaksi positif terhadap materi yang
diberikan. Hal itu terlihat dari pertanyaan yang mereka lontarkan mengenai hal
yang belum dipahami. Selain itu, selama pemutaran video berlangsung para ibu
terlihat antusias dalam menyaksikan isi video tentang pentingnya imunisasi dari
UNICEF sambil memberikan komentar mereka.
b.
Evaluasi
setelah program selesai dilaksanakan (Penilaian sumatif = penilaian akhir
program).
Evaluasi
dilakukan untuk membandingkan apakah hasil dengan rencana program berjalan
sinergi atau tidak agar dapat dilakukan tindakan koreksi, dengan kata lain
evaluasi ini digunakan untuk melihat partsipasi masyarakat dalam pemberian
imunisasi tersebut apakah muncul masalah baru atau tidak sehingga dapat
diketahui apakah tujuan/target telah tercapai atau belum.
CUPLIKAN
PROGRAM
Adapun program pemberdayaan
yang sementara berkembang bahkan dalam proses di Desa Tapadaa dapat dirincikan
sebagai berikut yaitu :
Ø Jenis
kegiatan : SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan)
Jumlah
dari peserta SPKP ini berjumlah 31 orang, dengan lokasi dusun 1, 2, 3. Untuk
total peneriama manfaat sebanyak 155 jiwa. Sedangkan untuk uraian manfaat dari
SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) ini adalah untuk menambah modal usaha
bagi kelompok perempuan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Untuk kesanggupan swadaya SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) ini tidak
ada. Usulan SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) berasal dari musyawarah
desa khusus perempuan.
Ø
Penyuluhan
gizi:
·
Pemberian
makanan tambahan
·
Pelaksanaan
pada waktu penimbangan balita
·
Penyuluhan
kesehatan lingkungan
Ø
Program
PNPM
Adapun tambahan program yang kami buat di Desa Tapadaa
yaitu:
Program
|
Kegiatan
|
Sasaran
|
Pemberdayaan
ibu menyusui dalam pemberian imunisasi dasar
|
Penyuluhan
mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi
|
Ibu
yang mempunyai anak balita
|