Blog Kerajaan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Kamis, 15 November 2012

LAPORAN PEMBERDAYAAN IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI SUWAWA TENGAH


PEMBERDAYAAN IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI SUWAWA TENGAH
1.      PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody, yang dalam ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toxin disebut sebagai antigen). Secara khusus antigen merupakan bagian dari protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kalinya masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti terhadap racun kuman yang disebut dengan antibody.
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang di maksud dengan vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG,DPT,dan campak) dan mulut (misalnya vaksin polio).
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak. Caranya adalah dengan pemberian vaksin. Vaksin ini berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemakan/dimatikan sehingga tidak berbahaya lagi bagi kelangsungan hidup manusia.
Pemberian imunisasi diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingka dapat angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang akan di cegah dengan imunisasi.
Pembuatan vaksin bisa berasal dari bibit penyakit hidup yang dilemakan (misalnya virus campak dari vaksin campak, virus polio dari vaksin polio, bakteri calmette guerin dalam vaksin BCG), ada juga yang dibuat dari toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri yang kemudian dirubah menjadi toxoid sehingga tidak berbahaya bagi manusia (missal, tetanus toxoid dalam vaksin TT, difteri toxoid dalam vaksin DPT atau DT).

a.      Analisis Demografi
Pada aspek demografis, pada tahun 2011 Desa Tapadaa memiliki penduduk sejumlah 410 jiwa. Hal ini dikarenakan Desa Tapadaa merupakan pemekaran dari Desa Lompotoo pada Tahun 2007.
Berikut ini adalah data sekunder tentang distribusi penduduk desa Tapadaa  menurut kelompok umur dan jenis kelamin yang berasal dari register desa Tapadaa tahun 2011.
 
Tabel 2.1 : Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Desa Tapadaa, Kecamatan Suwawa Tengah
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Laki - Laki
Perempuan
<1 Tahun
5
5
1-4 Tahun
22
18
5-9 Tahun
19
15
10-15 Tahun
47
24
>15 Tahun
34
35
25-45 Tahun
59
56
>45 Tahun
38
33
JUMLAH
224
18
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011







 Sumber : Data Sekunder Desa Tapadaa, 2011

a)      Status Kesehatan
Berdasarkan pendataan oleh Mahasiswa PBL 1 jurusan kesehatan masyarakat Universitas Negeri Gorontalo di desa Tapadaa Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango yang dilakukan mulai tanggal 12-26 Juli 2011 ditemukan beberapa faktor–faktor penting yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat, seperti status lingkungan sekitar desa, perilaku dari masyarakat desa yang berkaitan dengan kesehatan, serta faktor pelayanan kesehatan.
v  Lingkungan
Berdasarkan hasil  survey dan pendataan yang dilakukan, bahwa pada dasarnya keadaan lingkungan desa Tapadaa dapat dikatakan masih kurang baik, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni :
a.       Warga masyarakat pada umumnya membuang air besar di sungai.
b.      Masih minimnya keberadaan tempat pembuangan sampah (TPS) baik itu yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh warga desa itu sendiri.
c.       Saluran pembuangan limbah dari warga masyarakat setempat pada umumnya hanya di alirkan disekitar rumah atau got.
Berdasarkan penjelasan beberapa hal di atas menyangkut keadaan lingkungan sekitar desa Tapadaa, menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat sangatlah minim hal ini selain dikarenakan oleh pengaruh perilaku kesehatan dari para masyarakat dipengaruhi pula oleh tidak tersedianya sarana kesehatan yang diperlukan oleh warga masyarakat desa.
v  Perilaku
            Pada dasarnya perilaku manusia merupakan aktivitas ataupun kegiatan yang dilakukan oleh individu itu sendiri. Oleh karenanya perilaku manusia itu memiliki pengertian dan maksud yang sangat luas.
            Untuk mengetahui status kesehatan baik individu maupun sekelompok warga masyarakat, olehnya itu diperlukan campur tangan dari pemerintah dan juga upaya-upaya yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan dalam merubah perilaku warga masyarakat itu sendiri, karena tanpa disadari bahwa perilaku warga masyarakat itu sendiri dapat  mempengaruhi status kesehatan para warga yang ada di Desa Tapadaa tersebut.
Perilaku tersebut dapat dibedakan menjadi perilaku positif masyarakat Desa dan perilaku negatif dari masyarakat desa tersebut, dibawah ini akan dijelakan secara singkat tentang perilaku positif dan negatif yang kami simpulkan berdasarkan survey dan pendataan yang kami lakukan.
ü  Perilaku positif (Possitive Behaviour)
Dari hasil survey dan pendataan yang kami lakukan, di temukan bahwa sebahagian besar penduduk desa Tapadaa sadar akan pencarian pengobatan dan pelayanan kesehatan yang layak, hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari sebagian besar warga masyarakat bahwa disaat mereka sakit mereka lebih memilih pergi ke Puskesmas maupun Poskesdes setempat untuk mendapatkan perawatan serta pelayanan yang layak sekalipun jarak ataupun akses jalannya belum sepenuhnya dapat dijangkau, hal ini menunjukkan bahwa 78,43 % warga masyarakat desa Tapadaa sadar akan pentingnya pencarian pengobatan serta pelayanan kesehatan yang layak. Untuk kebanyakan pasangan usia subur (PUS) yang ada di Desa Tapadaa  menunjukkan 81,91 % telah mengikuti Program keluarga berencana (KB) baik diperoleh dari Puskesmas maupun dari Poskesdes setempat , selain itu perilaku positif dari para warga masyarakat yang ada di desa Tapadaa adalah sadar tentang pentingnya imunisasi bagi balita mereka yakni berkisar sekitar  76,74.% Balita yang ada di Desa Tapadaa lengkap imunisasinya dan 100% warga masyarakat memasak air minum sebelum diminum
ü  Perilaku Negatif (Negative Behaviour)
            Selain perilaku – perilaku positif seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, dari hasil survey dan pendataan di temukan juga perilaku yang tidak sesuai dengan PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat), seperti yang akan dipaparkan di bawah ini.
v  Sarana Kesehatan (Pelayanan Kesehatan)
            Hal yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada di desa Tapadaa trersebut adalah mengenai tersedia atau tidaknya sarana – sarana yang menunjang kehidupan yang layak, khususnya yang berkaitan langsung dengan kesehatan itu sendiri. Di desa tapadaa telah tersedia Poskesdes yang di koordinir langsung oleh tenaga kesehatan terkait. Setelah di tinjau secara seksama dan teliti para ibu hamil dan balita memang memanfaatkan sepenuhnya sarana kesehatan yang terkait, namun untuk sarana yang menunjang terkait dengan kesehatan lingkungan masih sangat minim atau bahkan dapat dikatakan tidak tersedia secara menyeluruh. Seperti jambanisasi serta tempat pembuangan sampah (TPS) dan saluran pembuangan air limbah (SPAL).
v  Genetika
            Sesuai survey dan pendataan yang kami lakukan belum ada dan tidak terdapat indikasi penyakit yang berkaitan dengan faktor keturunan sehingganya keluhan – keluhan warga masyarakat desa Tapadaa pada umumnya adalah karena kelelahan setelah bekerja sekian lama sebagai petani dan wiraswasta.
 
b.      Analisis Sosial Budaya
Faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan, seperti adat-istiadat (kebiasaan), kepercayaan, agama, tradisi dll. Seluruh warga desa Tapadaa beragama Islam, sehingganya semua aktivitas dan kegiatan yang ada di desa Tapadaa diwarnai dengan nuansa-nuansa keislaman. Untuk mata pencaharian sebahagian besar sebagai petani, dan sebahagian kecil adalah tukang, wiraswasta,dll
Untuk ketersediaan sarana pendidikan di desa Tapadaa sudah bisa dikatakan agak baik karena terdapat  Sekolah dasar dengan lima kelas ( kelas I, II, III, IV dan V) yang terletak di dusun, namun warga masyarakat kebanyakan tidak tamat SMP ataupun hanya bersekolah sampai tamat SD, hal tersebut dipengaruhi oleh Ekonomi serta kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah nilai pendidikan itu masih minim.
Untuk bidang kesehatan, warga masyarakat sangat sadar dan peduli terhadap pencarian obat dan pelayanan kesehatan yang layak, pada saat sakit para warga cenderung mengkonsumsi obat-obatan yang modern dibandingkan dengan obat tradisional, para ibu hamil dan balita pun sadar akan pentingnya posyandu dan imunisasi.

c.       Analisis Geografis
Secara administratif Desa Tapadaa terletak di Wilayah Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :
a.    Sebelah Utara berbatasan dengan hutan negara BOGANI.
b.    Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lompotoo/Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah.
c.    Sebelah Timur  berbatasan dengan Desa Dumbaya Bulan Kecamatan Suwawa Timur.
d.   Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah.
Desa Tapadaa memiliki Luas Wilayah ±  500 ha/m2 terbagi dalam 3 Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, dan Dusun III. Berdasarkan informasi yang kami peroleh nama Kepala Desa Tapadaa adalah Kone Iyaku dan nama Sekretaris desa Tapadaa adalah Fatmawati Radjak.

2.      MASALAH
Menurut data yang didapatkan bahwa untuk cakupan imunisasi di Kecamatan Suwawa Tengah khususnya di Desa Tapa Daa sudah baik, hal itu terlihat dari 43 balita yang terdapat di Desa Tapa daa hanya 1 balita yang tidak mendapatkan imunisasi. Namun masalah yang ditemukan di Desa tersebut mengenai imunisasi adalah masih kurangnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat dari imunisasi terhadap kesehatan anak. Umumnya para ibu belum mengerti manfaat dari vaksin yang setiap bulan diberikan pada anak mereka.
Manurut hasil wawancara dengan salah satu kader posyandu bahwa yang menyebabkan para ibu mau membawa anaknya untuk di imunisasi karena mereka takut akan dikenakan semacam denda sebesar Rp. 50.000, bukan karena atas kesadaran mereka sendiri. Hal yang dikhawatirkan dari kenyataan tersebut adalah para ibu akan menyepelehkan imunisasi anaknya apalagi jika para ibu merasa mampu membayar denda jika sewaktu-waktu mereka tidak sempat ataupun malas membawa anaknya untuk di imunisasi. Ini lah yang menjadi faktor utama mengapa kami memilih desa Tapadaa, di samping itu desa Tapadaa juga termasuk daerah terpencil yang berada di kecamatan Suwawa Tengah.

3.      TUJUAN
Tujuan pemberdayaan masyarakat mengenai imunisasi di Desa Tapa Daa adalah untuk menambah pengetahuan para ibu mengenai imunisasi mulai dari jenis-jenis imunisasi, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pentingnya imunisasi bagi balita sehingga kedepannya motivasi para ibu membawa anak mereka untuk di imunisasi bukan lagi karena takut di denda melainkan dari kesadaran para ibu tentang pentingnya imunisasi.

4.      RENCANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat ini kami menggunakan pendekatan Direktif, dimana kami sebagai pemberi pemberdayaan bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk keperluan pemberdayaan datang dari kami sendiri.
Pendekatan Direktif kami pilih karena cocok dengan keadaan masyarakat di Desa Tapadaa dalam hal ini para ibu yang mempunyai anak balita maupun tengah mengandung yang masih belum faham betul mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi.
Tahapan rencana dalam melakukan pemberdayaan ibu menyusui dalam pemberian imunisasi dasar di Desa Tapadaa adalah sebagai berikut:
a.       Pengenalan masyarakat di Desa Tapadaa agar program yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancar dan mudah diterima oleh masyarakat.
b.      Pengenalan/identifikasi masalah mengenai imunisasi di Kecamatan Suwawa Tengah khususnya di Desa Tapadaa.
c.       Mencari solusi yang paling mungkin untuk pemecahan masalah yang sudah ditemukan di Desa Tapadaa.
d.      Melaksanakan program yang dipilih sebagai pemecahan masalah mengenai imunisasi di Desa Tapadaa.
e.       Evaluasi program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan 2 cara:
·         Evaluasi selama program berlangsung (monitoring), bertujuan untuk melihat dan mengontrol pelaksanaan program serta dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang disusun sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai. Dalam program pemberian penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya imunisasi kepada anak-anak balita, monitoring dilakukan 1 kali setiap minngu selama dua minggu Karena program ini kami lakukan seminggu sekali.
·         Evaluasi setelah program berlangsung
Evaluasi dalam program penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya imunisasi pada anak-anak balita ini akan dilakukan secara periodik yaitu berupa evaluasi bulanan dan triwulan. Dengan evaluasi triwulan ini kita bisa mengambil keputusan sementara apakah program imunisasi ini bermanfaat bagi masyarakat atau tidak.

5.      PELAKSANAAN
a.       Tahap pengenalan masyarakat
Pengenalan masyarakat dilakukan dengan bersilaturahmi pada kepala Desa Tapadaa sambil memberitahukan rencana pemberdayaan masyarakat dan mengunjungi beberapa rumah penduduk di desa tersebut.
b.      Tahap Pengenalan Masalah
Dilakukan dengan mewawancarai kader posyandu di Desa Tapadaa mengenai kondisi imunisasi di desa tersebut. Selain itu data mengenai jumlah balita dan cakupan imunisasi didapatkan dari data sekunder yang kebetulan sudah diperoleh sebelumnya melalui kegiatan PBL I.
Masalah yang ditemukan di Desa Tapadaa mengenai imunisasi adalah masih kurangnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat dari imunisasi terhadap kesehatan anak.
c.       Tahap pemecahan masalah
Dilakukan dengan menganalisis data yang sudah didapatkan dari hasil wawancara maupun data sekunder. Dari hasil analisis didapatkan yang menjadi masalah mengenai imunisasi di Desa Tapadaa adalah masih kurangnya pengetahuan ibu mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi meskipun cakupan imunisasi di Desa tapadaa sudah tinggi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pertimbangan kami memutuskan alternative pemecahan yang paling mungkin untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya imunisasi bagi balita. Khusus di desa Tapadaa yang mana desa ini merupakan desa yang terpencil sehingga hal itu lah yang menjadi salah satu faktor petugas kesehatan enggan untuk melakukan penyuluhan secara aktif dan baik di desa tersebut. Untuk melakukan pemberdayaan tentang imunisasi agar masyarakat dapat mengetahui manfaat dan pentingnya pemberian imunisasi maka perencanaan dari kami yaitu membuat suatu kelompok kecil dari masyarakat itu sendiri dengan beranggota 5 orang dan 1 ketua, jadi dari kelompok ini kami akan memberikan pengarahan atau penyuluhan khusus dalam pemberian imunisasi selanjutnya kader – kader yang kami bentuk ini akan memberikan informasi selanjutnya kepada ibu – ibu hamil dan menyusui.
Manfaat diadakan kelompok ini yaitu : Pertama, bagi masyarakat yang menjadi anggota, mereka akan sadar bahwa mereka bisa dan mampu dalam mengikuti program dan menyampaikan kepada masyarakat lainnya tentang informasi yang mereka ketahui. Kedua, biasanya masyarakat lainnya punya rasa acuh tak acuh terhadap apa yang di katakan petugas kesehatan apalagi masyarakat terpencil, jadi dengan membuat kelompok kecil yang anggotanya dari masyarakat itu sendiri maka dengan mudah informasi tersebut di terima oleh masyarkat lainnya karena biasanya penyampaian di buktikan oleh anggota kelompok yang telah memberikan imunisasi kepada anaknya.
d.      Tahap penyadaran masyarakat
Dalam rangka upaya penyadaran masyarakat dilakukan dengan:
·         Memberi penyuluhan mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi pada ibu-ibu yang tergabung di dalam kelompok.
·         Suasana penyuluhan dibuat santai sehingga para ibu tidak merasa canggung untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
·         Memutarkan media seperti video pentingnya imunisasi dan membagikan pamflet yang dirancang dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh ibu-ibu di Desa Tapadaa.

6.      EVALUASI PROGRAM
Evaluasi dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
a.       Evaluasi selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif = monitoring).
Selama kegiatan penyuluhan berlangsung para ibu yang tergabung di dalam kelompok menunjukkan reaksi positif terhadap materi yang diberikan. Hal itu terlihat dari pertanyaan yang mereka lontarkan mengenai hal yang belum dipahami. Selain itu, selama pemutaran video berlangsung para ibu terlihat antusias dalam menyaksikan isi video tentang pentingnya imunisasi dari UNICEF sambil memberikan komentar mereka.
b.      Evaluasi setelah program selesai dilaksanakan (Penilaian sumatif = penilaian akhir program).
Evaluasi dilakukan untuk membandingkan apakah hasil dengan rencana program berjalan sinergi atau tidak agar dapat dilakukan tindakan koreksi, dengan kata lain evaluasi ini digunakan untuk melihat partsipasi masyarakat dalam pemberian imunisasi tersebut apakah muncul masalah baru atau tidak sehingga dapat diketahui apakah tujuan/target telah tercapai atau belum.
 

CUPLIKAN PROGRAM
Adapun program pemberdayaan yang sementara berkembang bahkan dalam proses di Desa Tapadaa dapat dirincikan sebagai berikut  yaitu :
Ø  Jenis kegiatan : SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan)
Jumlah dari peserta SPKP ini berjumlah 31 orang, dengan lokasi dusun 1, 2, 3. Untuk total peneriama manfaat sebanyak 155 jiwa. Sedangkan untuk uraian manfaat dari SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) ini adalah untuk menambah modal usaha bagi kelompok perempuan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Untuk kesanggupan swadaya SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) ini tidak ada. Usulan SPKP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) berasal dari musyawarah desa khusus perempuan.
Ø  Penyuluhan gizi:
·         Pemberian makanan tambahan
·         Pelaksanaan pada waktu penimbangan balita
·         Penyuluhan kesehatan lingkungan
Ø  Program PNPM
Adapun tambahan program yang kami buat di Desa Tapadaa yaitu:
Program
Kegiatan
Sasaran
Pemberdayaan ibu menyusui dalam pemberian imunisasi dasar
Penyuluhan mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi
Ibu yang mempunyai anak balita